Jumat, 19 November 2010

Satu.

Entah berapa lama aku terlupa kalimat ini, tapi aku masih ingat kenapa aku me "lupa". Meski begitu, kalimat ini tidak pernah pergi, masih selalu bersamaku di setiap detak jantungku. Dulu aku selalu memohon kepada Dia, semua kupenuhi dengan rengekanku. Aku tidak ingin seperti itu, aku tidak ingin merepotkan Dia yang sudah memberiku berbagai berkah. Aku bukan orang yang religius bila diukur dengan doa, tapi aku mencintai Tuhanku, bila diukur dengan tingkat kepercayaan, aku religius. Aku percaya padaNya mungkin melebihi orang-orang yang memohon tiap hari tetapi lupa akan inti permohonannya, orang-orang dengan embel-embel haji di depan namanya tetapi berbuat tidak sesuai embel-embel yang disandangya. Aku adalah aku, aku tidak ingin membohongi manusia lain dengan berpura-pura.

dengan tanganMu aku menyentuh
dengan kakiMu aku berjalan
dengan mataMu aku memandang
dengan telingaMu aku mendengar
dengan lidahMu aku bicara
dengan hatiMu aku merasa

tak ada yang lain selain diriMu yang selalu ku puja
ku sebut namaMu di setiap hembusan nafasku
ku sebut namaMu, ku sebut namaMu


Dewa, Satu.

Minggu, 17 Oktober 2010

Can I?

Semua orang yang ingin maju harus mau ambil resiko. Keluar dari zona nyaman dan berjuang. Darwin banyak dicemooh sebelum teori evolusinya terbukti, sebuah resiko yang akhirnya membuahkan hasil. Can I? Bisakah aku seperti Darwin? Memang gak bisa dibandingkan dengan Beliau soal pencapaian. Aku cuma seekor kecoa dibandingkan dia. Bukan itu intinya, tetapi bisakah aku melalui zona tidak nyaman ini seperti Darwin melewati fase cemoohnya?

Indonesia terdengar seperti surga bagiku sekarang, kangen dengan kehidupan di sana. Sebuah tempat dimana aku NYAMAN. Ingin banget beristirahat sehari di depan rumah, tanpa aktivitas. Makan soto buatan Ibu, bercengkerama dengan Ibu dan simbah, nyuci Vespa...sebuah keadaan yang biasa 2 bulan yang lalu, tetapi saat ini apabila aku bisa mengalami itu disini, itu akan menjadi luar biasa bagiku.

Aku ingin maju, itu alasanku di sini. Akan kujalani, berbuat yang terbaik, semoga aku bisa kembali ke Indonesia membawa ilmu yang berharga untuk dibagi dengan orang lain.

Jumat, 24 September 2010

Depressed!

I'm a sad man. I realized that, but why can't I freakin change it! Hari-hari harus mulai dijalani, saya baru saja pulang dari masa orientasi selama 2 hari. Kenapa saya merasa bodoh dan minder? Saya tahu apa yang mereka bicarakan, saya mengerti dan memahami. Tetapi mengapa saya tidak bisa berucap seperti saat saya berdiskusi menggunakan bahasa Indonesia? Mengapa saya tidak bisa spontan? Mengapa saya tidak bisa seaktif biasanya dalam diskusi? Ah menumpuk semua dan tidak tahu harus tumpah kemana. Ini tipe tekanan yang sama dengan yang pernah saya alami sebelumnya, tidak ada yang beda dalam tension yang saya hadapi. Harusnya bisa berlalu seperti biasanya. Tetapi.....

Sekarang saya tinggal di apartemen teman. Dia baru pergi keluar kota sampai tanggal 3 Oktober, jadi saya harus mencari apartemen saya sendiri sebelum tanggal itu. Dan tampaknya, mencari apartemen disini adalah proses yang sangat menyusahkan, dan kadang depressing. Jadi, ketika saya sudah sangat lelah setelah beraktivitas di kampus...saya pulang, ingin beristirahat. Tapi, saya tidak jenak beristirahat....pikiran saya tidak tenang. Pikiran bahwa ini bukan tempat saya, saya harus cari apartemen sendiri bla bla bla...terus menghantui.....Nah itulah yang mendorong depresi saya. Segala tumpukan yang saya dapatkan di kampus, ingin saya rebahkan sejenak, tetapi tempat merebahkan itu untuk saat ini BELUM ADA.
OH GOD, I WANT MY OWN APARTMENT!!!!! A PLACE WHERE I CAN STUDY, WHERE I CAN REST, A PLACE WHERE I FEEL COMFORT, AND BE ON MY OWN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sabtu, 18 September 2010

Hilang di Peradaban

Seorang teman menulis email kepada saya sebelum saya berangkat:
"tolong hubungi saya ya kalau kamu sudah di sini, saya tidak ingin kamu merasa ditinggalkan"
Entah sengaja atau tidak, saya memang merasa sepi disini...tetapi tidak ditinggalkan. Saya sengaja tidak banyak menghubungi teman-teman di sini, dan kesibukan baru dimulai minggu depan, jadi semua terasa akut. Saya senang telah bertemu dengan beberapa teman kemarin, saya rindu mereka. Selain itu saya juga merasa sedih bertemu salah satu dengan mereka, saya tahu saya tidak mau dan tidak seharusnya merasa seperti ini lagi. Sungguh berbeda keadaan waktu kami berpisah dulu, dan saat kemarin kami bertemu. Aku ingin Senin datanglah, bawa angin baru untukku. Angin dari masa laluku terasa sangat menyesakkan.

Jumat, 03 September 2010

Menunggu Lembaran Hidup Baru

28 tahun lembaranku tertulis di Indonesia dan tidak pernah jauh dari rumah lebih dari 3 bulan. Agak ragu menulis di lembar baru, apalagi harus benar-benar mandiri. Sorry that I have to leave you all alone Mom. I hope all the sacrifices that you have made for me will not be in vain. Semoga semua lancar, dan aku dapat memanfaatkan semua kesempatan untuk belajar dengan maksimal.

Amazing Grace by hariw